Kamis, 14 Agustus 2008

Terimaksih

Kubuat tulisan ini disaat-saat terakhir menjelang meninggalkan sebuah tanah yang menadah harapan, kesah, dan rela menerima kerja yang tak seberapa. Ada banyak pelajaran yang patut direnungkan, pengalaman yang tak terlupakan, kekaguman yang tak kunjung selesai, perasaan yang telah menemukan ruang tumbuhnya. Persahabatan yang luar biasa, sungguh ku menjadi sangat inkar bila tak mensyukuri ini semua.
Hari-hari terasa begitu cepat berpacu, dan akhirnya perjalanan harus dilanjutkan. Meskipun terasa berat namun langkah mesti dilesatkan kembali...menuju ranah pengabdian yang lain.
maka...selamat jalan kenangan, selamat datang kemenangan. -nuas-

Ambon, 14 Agustus 2008

Ku ucapkan terimakasih kepada:
- Sahabat- Sahabat di Ambon; Bang Kedu , Bang Abdullah, Bang Mat, Bang Wahid, Bang Yusran, Abu Syukur, Abu Rijal. kalian semua sungguh luar biasa, kutemukan makna persahabatan yang tak tertandingi.
- Mitra di Klinik MER-C; Ona, semoga jumpa lagi.
- Kawan-kawan di RS Al Fatah; Terimakasih atas ketulusannya.
- Tetangga yang baik hati.

Minggu, 03 Agustus 2008

Terus Berjuang

Hidup haruslah berani meminang badai dan petir. Adakah yang lebih tegas dari kalimat ini sebagai metafora bahwa hidup sejatinya tak main-main?! Hidup tak memberikan banyak opsi, bila kita tak memilih sebagai pemenang maka bersiaplah disebut dengan predikat pecundang.
Hadir kita hanyalah di kisaran pasang surut antara dua sebutan ini. Dari sini, maka hidup juga berarti kelelahan. Karena setiap satuan waktu hidup ini adalah pertarungan dan pertaruhan.
Ini jugalah yang membuat hidup tak ada pilihan untuk menjadi pengecut. Berlari dari medan untuk sejenak mengambil jarak dengan kerja dan perjuangan. Ia terlanjur meminta kita menjadi algojo-algojo untuk memancung kekalahan.
Lalu, aku telah letih dan mulai jenuh berjuang...lupakanlah jauh-jauh kalimat ini!!! -nuas-

Batu Merah, Menjemput Ramadhan. Agustus 2008