Minggu, 13 April 2014

Relawan(?)

Kiranya tak salah bila ada yang beranggapan, bahwa pekerjaan-pekerjaan di ranah kemanusiaan memang serupa candu, ia mempunyai efek addiksi yang kuat. Sekali saja engkau terlibat di dalamnya, maka ia akan senantiasa membuatmu ingin mengulangnya, merasakan tantangannya, mananggung resikonya,dan menikmati lelah letihnya. Tanyakan saja pada kuli kemanusiaan itu. Mereka yang memilih jalan yang tak banyak dilalui orang. Tak menjanjikan materi, jauh dari keluarga dan orang-orang kecintaan, tak jarang meminta pengorbanan yang besar. Adakah mereka bosan, ataukah ingin berhenti. Engkau akan menemukan mereka dalam gelengan yang kuat, tegas mengatakan tidak. Bahkan bila mereka sedang jeda yang panjang, mereka sebenarnya bukan mengambil jarak dari pekerjaan itu, selalu ada asa yang senantiasa dipelihara kuncup dalam perasaannya, bilamana waktunya tiba, kembali ia menuntaskan kerinduannya, mengambil bagian dalam rombongan orang-orang “aneh” yang bekerja dengan mewakafkan dirinya sebagai fajar bagi kehidupan orang lain. Baginya bahagia itu sederhana, bila terbit binar dalam pantulan anak mata sesamanya, mereka telah puas. Dan itu telah cukup. Pembenar petuah lama para bestari bahwa bahagia adalah apa yang engkau rasakan ketika membuat sesama bahagia. Dan bila engkau masih juga belum mengerti, tak perlulah diambil pusing, mereka juga bukanlah orang-orang yang penting, mereka hanya kumpulan orang-orang yang “aneh”. Mereka serius terinspirasi dari kalimat- kalimat ini: “Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesama manusia”. (HR. Thabrani dan Daruquthni). Dan katakanlah; “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu daan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan ( QS Attaubah 105). **Ada orang-orang yang berangkat meninggalkan rumahnya, melepaskan kemapanan, bekerja dalam senyap, memilih jalan sepi dan tentu saja tanpa tendensi pragmatis, semata-mata untuk memberi manfaat bagi sesama dan mencari keridhoan Tuhannya. Merekalah para relawan, dan kita paham bahwa tak ada relawan yang menagih kompensasi!

Tidak ada komentar: