Jumat, 27 Maret 2009

Ada Apa dibalik Cakrawala

Sorong menjelang senja, duduk di atas ”Tembok Berlin” cuaca tampak tak terlalu cerah, lebih dari separuh langit tertutup awan, kecuali tersisa di ufuk barat sedikit celah menyisakan terang.
Tampak di kejauhan beberapa kapal barang dan penangkap ikan membuang sauh, lebih jauh lagi bayangan Pulau Salawati kelihatan samar-samar. Pantai Sorong hari ini sangat ramai, anak anak hingga dewasa duduk berjejer-jejer di bibir pantai.
Pasir hitam pantai tampak semakin kotor oleh sampah yang tak terurus berserakan, sementara orang-orang seolah tak peduli tetap saja sibuk dengan suasana hatinya masing-masing. Ada yang sibuk bermain dengan hempasan ombak yang tak berhenti berkejaran, juga ada yang sekedar bercerita, berduaan, berteriak dan melempar pasir, di sisi saya orang-orang menikmati gorengan ’bakara’ dan pisang dari seorang penjual dengan dialek Makassar.
Saya sendiri hanya duduk menghadap pantai, menatap lurus jauh ke depan dan terhenti di batas garis horizon. Sambil menggerakkan pena, di dalam benak menyeruak tanya; ada apa lagi di balik cakrawala sana?

Manjelang senja, ”Tembok Berlin” Sorong, 23 Feb 2009

Tidak ada komentar: