Selasa, 17 Juni 2008

Masjid Raya


Ada yang berdesir bersama aliran darah ketika kali pertama melihat Masjid Al Fatah Ambon. Tempat yang telah menjadi saksi atas sebuah tragedi besar maha dahsyat (Rusuh ambon 1999-2004). Seperti juga suatu pagi saat pertama kali hadir di halaman Masjid Raya Baiturrahman Aceh, spontan getar seperti menjalar seluruh tubuh. Juga sebuah sejarah besar telah tercatat bersama keagungan masjid besar ini.
Bukan karena kekokohan bangunannya atau keanggunan arsitekturnya yang membuat perasaan ini berdesir halus, atau hawa mistik yang sakral. Bukan itu, seperti aura keagungan menghembus menerpa mencipta kekaguman.
tak pernah terlintas sebelumnya, suatu saat saya akan memasuki dua masjid ini. sampai akhirnya, hari ini saya tersungkur juga sujud di alasnya (al fatah). Seperti juga hari itu, sebuah pagi saat takbir berahutan dalam jamuan shalat idul adha, tengadah tangan hadir bersama ribuan jamaah Baiturrahman, memohon dengan khusyuk.
Memang tak pernah terduga kemana berikutnya perjalanan ini berlabuh. Besar harapan suatu saat nanti, saya juga akan menyempurnakan ruku dan sujud di Masid Al Aqsha Palestina, kiblat pertama kaum muslimin. Mesjid nabawi Madinah, titik nol kilometer perjuangan Rasulullah saw. Dan di Masjid Haram Mekkah. Baitullah yang di jaga oleh Allah. Semoga...-nuas-

Masjid Al Fatah Ambon, 5 April 2008

Tidak ada komentar: