Kamis, 05 Juni 2008

Sparing Partner


Kehidupan lebih mirip pelangi dari pada sekedar sebuah foto hitam putih, tidak semua warna akan kita senangi namun tentu ada warna yang kita cintai. Begitulah hidup digambarkan oleh seorang seniman kata-kata. Bahwa hidup ini penuh warna, beragam corak dan motif, majemuk akan karakter.

Demikian Tuhan telah menciptakan dengan hukum-Nya. Hukum alam berkehendak seperti itu, bahkan ada ambivalensi-ambivalensi yang mutlak berseberangan, berdiri di kutub ekstrem yang berlawanan. ada positif ada negatif, ada hitam ada putih, baik dan buruk, panas dan dingin, kasar dan halus, dan seterusnya, dan seterusnya.

Dan kita sangat paham bahwa manusia juga hadir dengan karakter personal yang berbeda-beda. Tak semua manusia baik, ada banyak yang jahat. Ada tipe penyayang ada juga kejam. Ada yang suka mencinta namun tak jarang yang hobby membenci. Lalu dimanakah kita?
Sebagai pengagum karya Tuhan dan penikmat keindahan, selayaknya kita menghargai ambivalensi-ambivalensi itu sebagai anasir-anasir kehidupan yang dihadirkan dengan sebuah maksud dan tujuan.

Pada proses pembelajaran yang terus-menerus dalam rangka penyempurnaan kualitas diri, kita tak hanya perlu bersahabat dengan manusia dengan karakter-karakter positiv dan penuh cinta. Bahkan kita patut berterimakasih dengan orang-orang di sekeliling kita yang berkarakter negatif atau `berpenyakit jiwa`. Pada mereka yang sepenuh hati memendam dengki dan benci kepada kita. Karena dialah sparing partner yang sebenarnya untuk terus melangkah memperbaiki kualitas diri kita;
  • Sebab mereka akan berusaha semampu daya mencari kesalahan-kesalahan kita, yang darinya kita menemukan kekurangan diri untuk diperbaiki
  • Sebab dari mereka kita belajar betapa buruknya karakter jiwa yang berpenyakit, yang kemudian kita berusaha menanggalkan karakter tersebut
  • Sebab dari mereka kita belajar untuk memaafkan, bertumbuh dengan sabar, dan menemukan tangga kemuliaan yang lain yaitu rendah hati
  • Dan ini yang terpenting, sebab mereka sedang membukakan pada kita jalan menuju surga.-nuas-
Ambon, awal Juni 2008

Tidak ada komentar: