Senin, 12 Mei 2008

Aku Heran...


Waktu SD dulu, saya masih terlalu polos untuk mengerti untuk apa mencontek.
Tiba di SMP, waktu itu kelas satu, untuk pertama kali saya terheran-heran peda seorang teman yang tanpa malu-malu mencontek, mencuri jawaban dari sebuah buku catatan di balik meja.

Saat SMA keheranan pun bertambah-tambah. Ujian sekolah bersinonim dengan musim mencontek. Kiri kanan depan belakang semua mencontek. Mereka adalah para profesional dalam hal ini. sampai genap sempurna keheranan saya, ketika UAN (Ujian Akhir Nasional) waktu itu masih disebut EBTANAS. Seorang guru tiba-tiba masuk ruangan ujian, dengan wajah sok dermawan membagi potongan kertas berisi jawaban ujian, hebatnya pengawas pun meng"amin"kan. Luar biasa bukan? Bila guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari. Tapi, di sekolah kami guru dan murid kencing di celana, sama-sama mabok.

Begitupun saat belajar di sekolah kedokteran, saya bersyukur bertemu dengan orang-orang cerdas dan hebat-hebat. Tapi saya masih dibikin heran. Kelas ini adalah kelas elit, tempat para calon dokter ditempa. Ternyata idealisme dan integritas tak banyak menemukan orang-orangnya. Praktek nyontek pun dilakoni dengan trik yang lebih komplit dan tentunya lebih elit.

Dan hari ini saya tak lagi akrab dengan institusi pendidikan formal, ingin tau apa lagi yang terjadi, saya mencoba mengontak seorang teman lama yang kini telah menjadi seorang guru, dan katanya beliau lagi sibuk, tepatnya sibuk menyiapkan jawaban untuk ujian akhir murid-murid mereka...he..he.
Namun saya tak lagi heran, karena heran saya telah lama punah. Inilah wajah bergincu pendidikan kita. Memoles wajahnya dengan coreng hitam dan kepalsuan.

Justru Heran itu hadir kembali, ketika mendengar kabar para siswa kelas VI SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) menolak diberi contekan dan mengatakan pada pengawas "tidak usah pak, itu dosa". Ini baru dahsyat.
Tapi makhluk apakah ia gerangan, masih diperlukan waktu agar ia menjadi bilangan dominan untuk menjadi trend baru yang akan didedikasikan bagi umat dan bangsa ini.
Selamat datang anak-anak muda harapan, sehat akalnya, cerdas pikirannya, dan suci imannya. Di pundakmulah masa depan umat dan bangsa ini kelak di kokohkan.-nuas-

* Salam Hormat buat Uzt Hamzah, seorang pendidik di SDIT Ar Rahmah Makassar... Kapan outbound lagi uzt??
Ambon, 12 mei 2008

Tidak ada komentar: