Kamis, 04 Desember 2008

Catatan Perjalanan; Serpihan Kenangan di Batu Merah

Berdiri aku malam itu, di depan pusara para syuhada, di bawah siram sinar rembulan. Malam yang hening dibalut wangi kembang semerbak. Di atas bukit di sebuah situs yang menjadi saksi atas sebuah peristiwa besar yang diberkahi. Tanah Ambon terpilih, sebagai bumi jihad, orang-orangnya terpilih sebagai tentara-tentara Allah yang merindukan syahid.
Berdiri aku malam itu, takzim penuh hormat, pada mereka yang telah terpilih yang sedang beristirahat tenang di balik pusara. Mendengarkan seoarang kawan bernostalgia dengan hari-hari yang diberkahi. Saat malaikat-malaikat melesat-lesat hadir menjemput jiwa-jiwa perindu. Saat takbir membakar semangat dan menyulut kerinduan lalu tak bersisa lagi rasa takut pada kematian. Saat karomah-karomah menakjubkan hadir di bumi jihad itu.
Setelah malam itu, aku berkali lagi, datang di depan pusara para syuhada, bersama teman yang sama kembali mengulang nostalgia seolah tak habis-habis, tentang heroisme, tentang senjata, tentang luka dan darah. Tentang kematian yang indah.
Sebuah serpihan perjalanan yang amat berkesan, aku mengenangnya kembali hari ini, walau tak bersama teman, dan tak di depan pusara para syuhada lagi. Masih terasa getaran yang sama, gejolak yang sama, kerinduan yang sama, seperti saat takzim didepan pusara dan berdoa semoga Allah menjemput kematian ini juga dengan syahid. Amin...
-nuas-



Aimas-Sorong, November 2008

Tidak ada komentar: