Kamis, 04 Desember 2008

Sebuah Catatan Kecil di Hari Pahlawan

Memperingati Hari Pahlawan: Siapakah Pahlawan?

Selalu ada ruang untuk mencipta kerja-kerja kepahlawanan, Sebagaimana lembar sejarah
selalu menyisakan tempat untuk ditorehkan cerita haru biru dan heroikme perjuangan.
Ruang kerja bagi pahlawan adalah setiap jengkal di mana ia memijak tanah dan menjunjung langit. Ruang sejarah untuknya adalah seluruh jatah umur yang disiapkan baginnya. Di ruang itulah pada dimensi tempat dan waktunya ia mencipta keabadiaanya. Melahirkan karya-karya melegenda yang melampaui umurnya bahkan menembus batas generasi. Di saat itu ia melegenda, ia menyejarah, saat ia menuntaskan karya kepahlawanan.

Engkaulah Pahlawan
Tak perlu menanti musim revolusi sebagai latar perjuangan untuk menjadi pahlawan- meski tak bisa dipungkiri saat-saat pertarungan fisik memang adalah musim yang subur melahirkan para pahlawan- Tiap potongan sejarah punya pahlawannya, tiap musim ada bintangnya.
Begitu juga saat ini, kebutuhan peradaban akan pahlawan tak pernah surut. Di setiap bidang di segala lini kehidupan. Karena sang pahlawan adalah sosok yang menjaga dan memelihara keberlangsungan sebuah nafas peradaban.
Maka engkaulah pahlawan, bila engkau adalah guru atau ilmuwan, mendidik sepenuh hati, membangun anak bangsa dengan segenap dedikasi, jujur dalam hati untuk mengabdi, layaklah engkau menjadi pahlawan. Bila engkau seorang dokter atau paramedis, menolong sesama dengan penuh kasih, mengurangi penderitaan atas nama kemanusiaan, juga engkaulah pahlawan. Bila engkau adalah petani, nelayan, buruh ataukah sudagar, yang bangun pagi-pagi dengan penuh syukur, bekerja tak kenal lelah, jujur sepanjang hari, maka jadilah pula engkau pahlawan. Terlebih bila engkau adalah aparat atau politisi yang bekerja mengurusi rakyat, bersungguh-sungguh melawan ketidak jujuran, ketidakadilan, pembodohan, dan pemiskinan. Maka sungguh layaklah pula engkau menjadi pahlawan.

Jangan Sok Pahlawan
Tak perlu ada risau bagi krisis yang terus melanda bangsa ini, bukankah takdir sejarah bangsa-bangsa besar dibangun di atas perjuangan dan kesusahan. Namun yang perlu kita cemaskan bila negeri ini dilanda paceklik pahlawan. Sebab keruntuhan sebuah bangsa tak berjarak dengan kepunahan pahlawannya.
Dan tentu wajar bila kita risau, sebab hari ini justru berhamburan di negeri ini sosok yang Sok Pahlawan, berteriak mengatas namakan rakyat untuk membuncitkan perut sendiri. Mereka pahlawan kesiangan yang kurang ajar dan sepantasnya dihajar dan ditembak mati di tengah lapangan kota.

Lalu bagaimanakah kita, engkau dan aku?. Inilah lembaran jaman kita, di sinilah ruang karya kita untuk menyejarah. Bila tak kau jawab panggilan kepahlawanan itu, maka aku akan tetap menjawabnya, meski sendirian. -nuas-

Sorong Papua Barat, November 2008

Tidak ada komentar: