Selasa, 09 Februari 2010

Tuhan Kita Selalu Baik

“ Takdir-Mu selalu misteri bagi kami, tapi kami akan selalu berprasangka baik terhadap setiap keputusan-Mu”

Sudah berapa lamakah kita menjalani kehidupan? Tak lah mungkin terekam semua pengalaman-pengalaman yang telah kita lewati. Telah sampai dimana kita memaknai perjalanan ini. Tentang kadar penerimaan dan keridhoan kita pada setiap keputusan dari Dia sang pengatur kehidupan.

Ada yang masih belia namun telah cukup dewasa dalam pemaknaan, begitu juga banyak yang telah lanjut dalam usia tapi tetap saja melekat pada dasar dan kerdil dalam cara memaknai kehidupan. Begitu banyak yang berbahagia dan tersenyum pada hari-harinya, syukur dan terimaksihnya yang tak pernah selesai atas kehidupan. Namun tak sedikit juga yang selalu gusar dan masih saja sempit dada pada setiap urusannya. Keluh dan putus asa seperti tak ingin berpisah dan mengambil jarak dari waktu dan nafasnya.

Bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, Tidaklah Tuhan menghadirkan sesuatu ala kadarnya dan berbuat tanpa alasan. Bahwa Tuhan kita bukan Tuhan yang tak cerdas dan minimalis dalam kebijaksanaanNya , Bukankah kita telah begitu hafal asmaNya, tentang nama yang merupakan sifatNya yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Sesungguhnya kita bukan tak mengerti, mungkin hanya sering lupa saja kalau Tuhan sejatinya tak berkehendak kecuali hanya kebaikan kepada kita. Bahwa Dialah yang Maha Rahman dan Rahim kepada seluruh makhluknya, kepada semua peserta jagad raya tanpa terkecuali. Maka adakah sesuatu yang menimpa kita dikarena Tuhan benci, dan ingin membuat kita merasa sakit. Tentu dengan yakin kita akan bersepakat mengatakan; tidak!

Tapi juga pada kenyataannya dalam kehidupan ini kita tak hanya akan menemukan wajah embun, melati dan atau senyuman. Hari-hari juga adalah duri, pahit dan serapah. Adakah kasih sayang Tuhan dalam musibah, atau bentuk keindahan seperti apa dalam kesedihan? Di sinilah keyakinan itu diuji.

Bahwa cara pandang orang-orang yang yakin adalah cara pandang yang telah dirasuki rahasia kelapangan dada, sebuah cara pandang yang tidak memperturutkan ketergesaan untuk harus segera menemukan alasan dari sebuah keputusanNya. Ia telah memenuhi Keyakinannya dengan prasangka baik kepadaNya yang kemudian ia rawat sepenuh kepasrahan dengan sabar.

Baginya bila sebuah keputusan-Nya (entah itu deraan,ujian, karunia, dan yang lainnya) itu datang, pasti disertakan dengan suatu alasan. Bisa jadi kita tak menemukan alasanNya saat ini, mungkin saja besok, atau sembilan tahun lagi, atau bahkan waktu akan menjawab di kehidupan berikutnya. Namun satu hal, begitu alasan takdir itu terbuka maka kita hanya akan semakin yakin bahwa setiap kehendakNya sejatinya adalah baik.

Maka dengan sepenuh kesadaran kita meyakini bahwa tidaklah Tuhan memberikan kita untuk sesuatu yang tidak mengindahkan kemuliaan dan kebaikan kita, lalu masih pantaskah kita membatalkan keagungan dan kebahagiaan hidup kita dengan menyesakinya dengan hal remeh temeh keluhan dan kecewa?

Terimalah dan sempurnakan prasangka baik kepadaNya, sebab Tuhan hanya memberi yang terbaik; “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al baqarah 216)” Wallahu alam.-n

Bunta- Banggai, November 2009

Tidak ada komentar: