Selasa, 09 Februari 2010

Untuk Kawan-kawan di Kejauhan

Ada yang menyatukan kita, bukan darah, bukan pula daerah, atau seluruh ikatan tradisonal yang ringkih itu. Tapi sebuah ikatan yang melampaui itu semua. Kita berjarak pada awalnya, tak bersinggungan pada mulanya. Sampai kita sadar bahwa kita sama-sama gelisah akan kenyataan kekinian. Kesatuaan perasaan, gerak pemikiran, dan yang paling penting adalah kesemaan gejolak batin yang kemudian membawanya pada arus yang searah, yang walau masih belum deras namun sebuah kenyataan bahwa gerak itu telah dimulai, dan semoga terus menderas jadi gelombang.

Tapi ada saat bekerja bersama-sama, dan ada waktu perjalanan harus dilanjutkan kembali, berpencar ke medan yang berbeda, untuk menyerap sari pati kehidupan yang lebih banyak, dan melengkapi mozaik-mozaik takdir yang lain, dan tentunya selalu berharap bahwa semua perjalanan ini adalah ikhtiar untuk menggenapkan pengabdian kepada-Nya. Dan pada akhirnya kita telah paham bahwa kepergian dan keterpisahan jarak bukan lagi musabab yang boleh membuat renggang kebersamaan, sebab sejatinya “kekitaan” kita terletak pada kebersamaan menanggung kehendak cita-cita dan jalan panjang perjuangan.

“ Ia adalah gerak yang tak kenal henti. Ia adalah keteguhan tak kenal menyerah. Ia adalah bukti kejujuran pengakuan siapapun yang mengaku bertuhan Allah” (ust Rahmat Abdullah. Alm)

Salam Hormat dan rindu kepada seluruh Kawan seperjalanan tempat kami berguru tentang banyak hal, yang kini berpencaran dan berjauh-jauhan.-n

Makassar, Januari 2010.

Tidak ada komentar: